Selasa, 07 Juli 2009 di 7/07/2009 07:27:00 PM |  

Beberapa saat yang lalu, entah karena ada dorongan apa, tiba-tiba saja saya mengambil buku Remembrance waktu SMA dulu. Ah, mungkin itu karena saya terlalu sulit melupakan momen-momen indah yang terjalin selama 3 tahun di asrama dulu kali. Saya kemudian mulai membuka satu persatu lembaran-lembaran buku yang kelihatan lusuh berdebu, sembari mengamati wajah-wajah mereka yang masih lugu-lugu berikut pesan, kesan, dan motto hidup mereka. Ada kata menarik yang saya temukan dalam motto hidup salah satu teman saya. Tidak ada makan siang yang gratis, atau "no free lunch," kira-kira begitu bahasa inggrisnya. Saya tertarik memahami maksud yang tersirat di balik kata-kata yang ditulis temen saya itu. Benar sekali, tidak ada makan siang yang gratis. Ini menandakan untuk mendapatkan makanan pun juga diperlukan sebuah usaha keras dan bersusah payah. Hidup ini tidak akan pernah terlepas dengan yang namanya susah payah. Sebab, susah payah sendiri merupakan kodrat dari diciptakannya manusia. Jadi, sangat mustahil apabila manusia tidak bergesekan dengan susah payah. Bukankah dalam al-Qur`an Allah swt. telah berfirman,

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah." (QS. Al-Balad: 4)

Susah payah itu sudah menjadi kodrat kehidupan manusia. Hidup ini selalu dijalani dengan susah payah, semua perlu usaha. Tidak ada yang gratis, semua perlu kerja, semua perlu usaha, dan semua butuh usaha keras. Jika memang demikian adanya, tidak ada gunanya kita berkeluh kesah. Sebab, keluh kesah hanya akan membiasakan diri kita terpuruk dalam berkeluh kesah selamanya.

Menjadi orang kaya itu susah, menjadi orang miskin juga susah. Sama-sama susahnya mendingan milih menjadi orang kaya. Mengerjakan ketaatan itu susah, melakukan maksiyat pun demikian pula susah. Sama-sama susahnya mendingan milih melakukan ketaatan. Menjadi orang pintar pun harus bersusah payah, orang yang bodoh pun juga merasakan susah payah. Sama-sama merasakan susah payah, mendingan kita menjadi orang yang pintar. Apapun yang kita lakukan di dunia ini pasti disertai dengan susah payah. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bertindak, bergerak, dan beramal.

Seringkali seseorang enggan berdakwah karena alasan dakwah itu susah payah. Seringkali seseorang enggan beramal dan mengerjakan kebajikan dengan alasan mengerjakan kebajikan itu susah. Kalau begitu, apakah jika kita tidak berdakwah atau tidak mau beramal berarti kita tidak merasakan kesusahan? Jangan tergesa-gesa Anda mengatakan, "Ya." Orang yang bermalas-malasan pun juga merasakan kesusahan. Orang yang hendak mencuri, melakukan kejahatan, pun mereka juga merasakan kesusahan. Sama-sama merasakan kesusahan namun hasilnya berbeda. Orang yang bersusah payah untuk mencari kenikmatan akhirat tentu hasil yang diraihnya pun kelak akan berbeda dengan orang yang hanya bersusah payah untuk mencari kenikmatan dunia saja. Sebagai orang yang berakal, pastinya kita bisa mengambil sikap yang bijak dalam menanggapi kedua hal di atas. Dan yang perlu diingat, orang yang bermalas-malasan sebenarnya ia sendiri itu malas untuk berpindah dari kesusahan yang dirasakanya menuju kesusahan lainnya (kesusahan untuk tidak bermalas-malasan). Tapi tunggu dulu, apa pun bentuk kesusahan yang kita rasakan, jika itu disertai dengan niatan lillahi ta'ala, niscaya Allah akan memudahkan setiap langkah-langkah kita. Tetap berjuang, jangan mengeluh di saat-saat kesempitan mendatangi diri kita, dan teruslah melakukan sesuatu yang berguna untuk akhirat kelak.
Diposting oleh Mesba Label:

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates